Jumat, September 04, 2009

Tips sehat menjalani puasa tanpa harus khawatir soal urusan SEX

1. Lakukan hubungan seksual minimal 2 jam setelah buka puasa
Ketika waktu berbuka datang, setelah memuaskan perut, suami yang sudah tidak tahan lagi biasanya langsung ingin berhubungan dengan istri.

Namun sebaiknya Anda menunda dulu melakukan seks, karena perut yang baru diisi dan langsung dilanjutkan dengan seks tidak akan baik untuk kesehatan.

2. Seks kilat sebelum sahur
Selama berpuasa, pasangan suami istri memang harus pintar-pintar menggunakan waktu karena sangat terbatasnya waktu untuk bercinta. Lakukan seks kilat tapi berkualitas sebelum sahur, karena istri harus menyiapkan sahur dan Anda pun tentunya tidak ingin ketinggalan acara sahur.

3. Mengatur pola makan yang baik
Makanlah sesuai kebutuhan dengan mengonsumsi karbohidrat, protein, lemak dan vitamin yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi selama berpuasa di siang hari. Perbanyak minum air putih, karbohidrat, makanan berserat dan konsumsi vitamin atau suplemen untuk menjaga stamina.



Dr. Shandi Prabowo mengatakan, untuk menu sahur sebaiknya kurangi konsumsi protein yang bisa meningkatkan libido. Di sini kita mengkonsumsi 40% kebutuhan tubuh, perkaya makanan berserat dan karbohidrat secukupnya. Ketika berbuka kita bisa memenuhi 30% kebutuhan tubuh dan 30%-nya lagi setelah ada jeda waktu sehabis tarawih.

Namun yang lebih penting adalah bagaimana niat kita untuk menahan hawa nafsu, jadi tak terpaku pada kondisi makanan saja.

4. Istirahat yang cukup
Selama berpuasa hendaknya seseorang tidak bekerja berlebihan, karena hal itu akan mempengaruhi kehidupan seksualnya. Ketika suami sudah capek karena seharian bekerja di kantor dan istri pun kelelahan karena harus menyiapkan makanan, acara seks pun sering tidak jadi karena masing-masing memilih untuk beristirahat. Oleh karena itu, tidur yang cukup dan hindari pekerjaan-pekerjaan berat agar stamina tetap optimal ketika akan melakukan hubungan intim dengan pasangan. (klinikpasutri/bun)


Selasa, Juni 30, 2009

ORGASME BISA BIKIN PANJANG UMUR.


By Petti Lubis, Mutia Nugraheni VIVAnews - Selasa, Juni 30VIVAnews - Para peneliti kesehatan sudah banyak yang mengungkapkan kalau orgasme sangat penting bagi wanita. Tidak hanya sebagai penanda kepuasaan tetapi lebih kepada faktor kesehatan fisik dan mental. Karena, jika wanita bercinta tapi sering tidak mengalami orgasme berisiko tinggi terkena myoma yang diakibatkan stagnannya aliran darah


Selain terkena myoma, kurangnya orgasme bisa membuat pikiran dan tubuh sering mengalami stres. Orgasme terbukti meningkatkan produksi hormon estrogen dan memperlancar aliran darah di daerah organ intim. Saat mengalami orgasme, darah yang stagnan bisa mengalir dengan lancar dan membantu tubuh membersihkan bakteri patogen yang bisa menimbulkan penyakit.

Jika Anda jarang mengalami orgasme, aliran darah yang tersumbat tidak mengalir dengan lancar dan bisa menimbulkan beberapa penyakit serius. Selain wanita, pria yang jarang mengalami orgasme juga akan berdampak negatif pada kualitas hidupnya. Menurut data yang dikumpulkan peneliti dari Royal University di Belfast, Inggris pria yang mengalami orgasme secara teratur hidupnya lebih panjang daripada pria yang jarang mengalaminya.

Melakukan hubungan seks secara teratur sangat dianjurkan bagi pria dan wanita. Karena akan berdampak positif bagi kondisi kesehatan, selain itu menjaga keintiman hubungan juga harus selalu dilakukan. Hal itu akan membuat Anda dan pasangan awet muda.


Selasa, Mei 19, 2009

Bahasa tubuh sexual wanita


KapanLagi.com - Terkadang sangat sulit untuk mengetahui apa yang dirasakan oleh pasangan wanita Anda. Apakah dia puas? Apakah yang Anda lakukan sudah tepat? Wanita memang susah untuk dibaca terutama berhubungan dengan seks. Jika tidak yakin, Anda bisa mengamati tanda-tanda yang tidak kentara yang ada padanya yaitu bahasa tubuh seksualnya.

Dia akan menunjukkan pada Anda, bagaimana hasil dari aksi Anda. Tubuhnya akan menunjukkan beberapa tanda kalau dia sedang terangsang yang tidak bisa dibuat-buat. Tetapi ingat semua wanita itu berbeda. Banyaknya hal yang serba tidak sama, memang akan menyulitkan bagi Anda untuk mengamati bahasa tubuhnya. Tetapi di koresponden Askmen, Jasmine Leigh, akan menjelaskan beberapa bahasa tubuh seksual umum yang menunjukkan kalau dia telah mendapat yang dia mau dari Anda.



Nafas yang cepat
Nafas kita ketika sedang beristirahat sangatlah tenang dan teratur masuk dan keluar dari paru-paru. Ketika wanita sedang terangsang, nafasnya akan menjadi terengah-engah dan kemungkinan akan keluar erangan yang tidak sengaja keluar karena udara terdorong dengan cepat melewati pita suaranya. Peningkatan detak jantung ketika tubuhnya bersiap untuk mengalami orgasme membuat organ-organ dalam tubuh dan otot-otot membutuhkan lebih banyak oksigen. Jika Anda bisa mendengar nafasnya berubah, berarti Anda berada pada jalur yang benar. Begitu pula jika Anda mendengar degupan jantungnya yang makin keras. 2 bahasa tubuh seksual ini memberikan tanda bagi Anda kalau dia benar-benar terangsang. Akan tetapi sebaliknya jika dia masih bisa bernafas seperti keadaan normal setelah mengalami puncak orgasmenya, kemungkinan dia sedang berpura-pura orgasme.

Menggeliat dan gerakan pada tubuh
Jika pasangan Anda menekuk jari-jari kakinya dan menggeliat ke arah Anda, kemungkinan dia sedang merasa kenikmatan. Menekan dan mendorong ke arah badan Anda, berarti dia sungguh menikmatinya. Tetapi jika dia terbaring lemas, mungkin kenikmatan tidak dirasakannya. Coba ubahlah posisi, atau berhentilah melakukan terlalu jauh lebih dulu dan mulai panasi dia lagi dari awal dengan ciuman dan belaian sambil melihat perkembangan bahasa tubuh seksualnya dari tahapan ini.

Mendorong pinggulnya
Ketika terasa dia seperti menjemput dorongan dari bagian intim Anda, berarti yang Anda lakukan sudah benar. Sudah cukup terjamin untuk mengatakan kalau dia sudah bisa menikmati gerakan tubuh Anda. Seks yang bagus kebanyakan berjalan sangat sinkron, gerakan berulang pada titik yang tepat akan membuatnya mencapai klimaks. Masalah yang ada yaitu kesulitan menemukan daerah yang tepat, yang mana jumlahnya ada beberapa. Jika dia tidak mengikuti dorongan Anda, bahasa tubuhnya ini menandakan kalau dia menginginkan yang lain, jadi ubahlah posisi dan lihatlah responnya.

Lengannya membuka lebar
Jika dia merasa bisa menikmati, lengannya akan berada di sekitar badan Anda. Bisa berada di dada Anda, memegang bagian belakang kepala Anda dan di mana saja kecuali menutupi erat tubuhnya. Jika dia berada di posisi atas, dia mungkin membutuhkan lengannya untuk melakukan manuvernya sendiri dan memberikan dorongan pada dirinya untuk mendapatkan posisi yang terbaik. Memang tidak ada tanda yang pasti, tetapi badannya seharusnya memberikan respon lewat tangannya. Jika sedang terangsang seharusnya dia tidak akan ingat untuk menutupi badannya atau harus ditaruh mana lengannya. Jika lengannya terbuka lebar, seperti terbaring ke tempat tidur, Anda dapat berpuas diri karena bahasa tubuhnya ini menunjukkan kalau Anda melakukan hal yang tepat dan dia begitu menikmati aksi Anda.

Pergerakan otot vagina
Vagina merupakan bagian paling sensitif pada wanita. Pada segala gerakan Anda di dalamnya, Anda bisa merasakan adanya dinding, otot dan bagian lainnya. Dinding vagina punya otot yang sangat kuat dan dia mungkin akan menggunakannya untuk mendapatkan tambahan bagi kepuasannya sendiri pada saat melakukan seks. Anda akan bisa merasakan adanya kontraksi dan rileksasi selama orgasmenya. Bagian vagina akan mengejang dan ini akan memberikan semacam cengkraman. Tetapi ini tidak selalu terjadi, jadi jangan selalu menggunakan ini sebagai tolak ukur. Beberapa wanita punya kontrol yang bagus dan lebih suka untuk mengalami orgasme seperti biasa tanpa menunjukkan apa-apa. Jika Anda tidak merasakan cengkeraman, jangan keburu panik dulu. Anda mungkin akan sudah merasakan tanda pada vaginanya begitu dia sudah akan mencapai klimaks. Jadi perhatikan secara seksama bahasa tubuh seksualnya dan apa yang terjadi di dalam dirinya.

Wanita menyukai seks sama seperti pria. Jika Anda tidak yakin apakah pasangan Anda bisa menikmati, perlu ditanyakan lagi. Bicarakan dengannya, apa yang dia ingin Anda lakukan untuknya, dengan seksama perhatikan dan dengarkan responnya dari apa yang Anda lakukan. Setiap wanita (dan pria) punya selera yang berbeda dan tidak akan selalu memberikan respon yang sama, jadi cobalah hal yang berbeda dan jangan terjebak dalam rutinitas. Rajin-rajinlah bereksperimen dan mengubah posisi. Ketika Anda mendengar erangannya, berarti Anda telah menemukan bagian yang tepat, jadi jangan hentikan gerakan Anda di sana. (asm/cax)


Awas!!!Mr.P bisa patah


KapanLagi.com - Jika Anda tertawa dengan hoax yang baru beredar bahwa Mr. P punya tulang dan patah, Anda layak tertawa, karena memang Mr. P tidak pernah dan tidak akan punya tulang, tapi jika Anda tidak percaya bahwa Mr. P bisa patah, Anda salah besar! Mr. P memang bisa patah!

Menurut Yvonne Fullbright, presiden dan CEO Sexuality Source, Inc, mengatakan bahwa hal itu bisa terjadi, walaupun sangat-sangat langka. Kejadian ini akan sangat mungkin jika "Kemaluan pria dalam kondisi ereksi dan didorong ke barang yang lebih keras dan lebih kaku," kata Yvonne. "Hal ini juga bisa terjadi jika pada saat berhubungan, si pria tiba-tiba melakukan gerakan menusuk yang penuh semangat dan membentur tulang kemaluan


Kemaluan pria memiliki dua ruangan seperti spons yang disebut corpora cavernosa. Selaput sel yang melingkupi jaringan ini bisa sobek jika ada dorongan yang luar biasa kuat. Hasilnya? Anda akan mendengar suara 'krak', kemudian ereksi akan menghilang seketika, dan jeritan sakit yang meraung-raung dari si pemilik alat kelamin 'retak'. Berikutnya akan ada rasa sakit luar biasa plus memar sepanjang Mr. P. "Mungkin juga akan terjadi pembengkokan ke satu arah, dan seringkali, urethra (saluran air seni) juga akan mengalami kerusakan, sehingga akan mengalami kesulitan kencing."

Jika ada kejadian seperti ini, cara terbaik mengatasinya adalah dengan membawa si pria ke dokter secepatnya, karena kejadian ini adalah kejadian darurat yang harus segera diatasi dan mendapat perawatan khusus. Dengan pertolongan yang tepat, selaput sel yang tadi robek dan luka akan dapat diselamatkan, bahkan kemampuan ereksi dan kencing akan dapat dikembalikan. Jika tidak, kemungkinan yang terjadi adalah Mr. P akan bengkok permanen dan bahkan akan dapat mengalami disfungsi ereksi.

Pencegahan yang baik adalah, segila-gilanya Anda berdua, ada baiknya jika pria mulai 'bersemangat gila-gilaan' sudah saatnya wanita menghentikan dan menenangkan. Ajak dan bimbing si pria agar lebih lembut dan mengurangi kegarangan pada saat berhubungan, sehingga resiko patah pada Mr. P akan sangat dapat berkurang. (womenshealthmag/ari)


Sabtu, Maret 14, 2009

Orang beragama lebih tenag hadapi stress

Hidayatullah.com—Otak orang-orang yang relijius terbukti lebih tenang bila menghadapi situasi yang tidak pasti dan memiliki tingkat stres yang lebih rendah saat mengalami kesalahan ketimbang orang-orang yang tidak mempercayai agama. Ini kesimpulan sebuah studi di Kanada yang mempelajari hubungan antara penganut agama dan aktivitas otak.



Orang-orang relijius atau mereka yang percaya pada Tuhan terbukti memiliki tingkat stres atau kecemasan yang lebih rendah setelah melakukan kesalahan," ujar Michael Inzlicht, profesor psikologi University of Toronto.

Studi ini melibatkan kelompok kecil orang-orang yang percaya pada Tuhan dan tidak percaya dari berbagai latar belakang agama, termasuk umat Islam, Kristen, Hindu, dan Budha.

Para peserta diminta untuk mengisi kuesioner agama tentang keyakinan mereka terhadap Tuhan dan tingkat keimanan mereka. Lalu, mereka diminta untuk mengerjakan tugas Stroop, sebuah tes psikologi yang mengukur waktu reaksi selama menjalankan berbagai tugas seperti mengenali warna dengan cepat.

Pada tubuh setiap responden dipasang elektroda yang mengukur aktivitas di wilayah otak yang disebut anterior cingulate cortex (ACC). ACC berfungsi untuk mengendalikan emosi dan membantu orang untuk memodifikasi perilaku saat mengalami sebuah kejadian yang memicu kecemasan seperti saat melakukan kesalahan.

"Bagian ini akan terganggu saat Anda melakukan kesalahan atau dihadapkan pada situasi dimana Anda tidak tahu apa yang harus dilakukan," jelas Inzlicht.

Penelitian menunjukkan aktivitas ACC pada orang yang relijius lebih rendah bila dibandingkan pada mereka yang tidak percaya pada Tuhan. Ini menunjukkan bahwa mereka tidak terlalu cemas saat melakukan kesalahan selama tes.

Semakin kuat tingkat keimanan dan keyakinan pada Tuhan, semakin rendah aktivitas ACC sebagai respons atas kesalahan yang mereka lakukan sendiri.

Ini menunjukkan adanya korelasi antara keyakinan agama dan aktivitas otak. Namun begitu, para ahli masih belum mengetahui alasan yang tepat. Sekalipun peneliti menduga bahwa orang-orang yang relijius memiliki tujuan yang lebih besar ketimbang diri mereka sendiri khususnya kehidupan setelah kematian. [iol/www.hidayatullah.com]

Marah bikin memperpendek usia

Hidayatullah.com—Para peneliti mengatakan, kemarahan dan emosi tinggi lainnya dapat memicu irama jantung mematikan. Riset sebelumnya memperlihatkan gempa bumi, perang atau kekalahan pada pertandingan sepakbola piala dunia dapat meningkatkan tingkat kematian akibat serangan jantung setelah irama organ tubuh vital ini berdetak terlampau cepat atau dengan ketinggian mematikan.



Kondisi tersebut berarti jantung berhenti mensirkulasi darah yang bisa membuat si pemilik jantung meninggal secara tiba-tiba.

"Kondisi tersebut diperlihatkan dalam cara berbeda saat Anda berada dalam kondisi tertekan yang memicu kematian mendadak," kata dr Rachel Lampert dari Yale University di New Heaven, Connecticut (AS).

Riset diawali dengan memperhatikan bagaimana kemarahan bisa mempengaruhi sistim elektrik jantung. Lampert dan kolega-koleganya melakukan riset terhadap 62 pasien jantung dan menggunakan alat getar jantung yang dilekatkan ke tubuh mereka atau disebut ICD.

ICD bisa mendeteksi irama jantung atau "arrhythimia", yang mengantarkan kejutan listrik guna memulihkan detak jantung normal.

"Mereka adalah orang-orang yang memiliki beberapa kecenderungan pada arrhythimia. Responden dalam riset ini diminta berolahraga untuk menghitung episod kemarahan mereka belakangan ini sementara itu tim Lampert melakukan tes yang disebut Pengatur Gelombang-T untuk mengukur ketidakstabilan listrik pada jantung.

Tim riset secara spesifik mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada responden guna mengingat kembali episod-episod kemarahan mereka.

"Kami dapatkan dalam seting lab bahwa rasa marah atau kemarahan bisa meningkatkan ketidakstabilan elektrik pada pasien-pasien ini," kata Lampert.

Selanjutnya, tim riset memantau responden selama tiga tahun untuk menentukan pasien yang mendapat serangan jantung sehingga membutuhkan alat kejut jantung dari benda getar yang dilekatkan pada tubuh mereka.

"Orang-orang yang mengalami ketidakstabilan elektrik akibat kemarahan tinggi 10 kali kemungkinan besar dibanding lainnya yang mengalami gangguan arrhytmia," tambah dokter tersebut.

Riset menunjukkan kemarahan bisa memicu kematian, setidaknya untuk orang-orang yang cenderung suka marah-marah sehingga menimbulkan gangguan listrik pada jantung.

Kemarahan dan stres juga bisa mempengaruhi orang jantungnya normal tapi caranya berbeda dibanding mereka yang memiliki ketidaknormalan pada salah satu organ tubuh vital tersebut. Kematian akibat jantung secara tiba-tiba mencapai lebih dari 400.000 setiap tahun di AS. [reuters/htb/www.hidayatullah.com]

Ilustrasi by sgchipman

Marah bikin memperpendek usia

Hidayatullah.com—Para peneliti mengatakan, kemarahan dan emosi tinggi lainnya dapat memicu irama jantung mematikan. Riset sebelumnya memperlihatkan gempa bumi, perang atau kekalahan pada pertandingan sepakbola piala dunia dapat meningkatkan tingkat kematian akibat serangan jantung setelah irama organ tubuh vital ini berdetak terlampau cepat atau dengan ketinggian mematikan.



Kondisi tersebut berarti jantung berhenti mensirkulasi darah yang bisa membuat si pemilik jantung meninggal secara tiba-tiba.

"Kondisi tersebut diperlihatkan dalam cara berbeda saat Anda berada dalam kondisi tertekan yang memicu kematian mendadak," kata dr Rachel Lampert dari Yale University di New Heaven, Connecticut (AS).

Riset diawali dengan memperhatikan bagaimana kemarahan bisa mempengaruhi sistim elektrik jantung. Lampert dan kolega-koleganya melakukan riset terhadap 62 pasien jantung dan menggunakan alat getar jantung yang dilekatkan ke tubuh mereka atau disebut ICD.

ICD bisa mendeteksi irama jantung atau "arrhythimia", yang mengantarkan kejutan listrik guna memulihkan detak jantung normal.

"Mereka adalah orang-orang yang memiliki beberapa kecenderungan pada arrhythimia. Responden dalam riset ini diminta berolahraga untuk menghitung episod kemarahan mereka belakangan ini sementara itu tim Lampert melakukan tes yang disebut Pengatur Gelombang-T untuk mengukur ketidakstabilan listrik pada jantung.

Tim riset secara spesifik mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada responden guna mengingat kembali episod-episod kemarahan mereka.

"Kami dapatkan dalam seting lab bahwa rasa marah atau kemarahan bisa meningkatkan ketidakstabilan elektrik pada pasien-pasien ini," kata Lampert.

Selanjutnya, tim riset memantau responden selama tiga tahun untuk menentukan pasien yang mendapat serangan jantung sehingga membutuhkan alat kejut jantung dari benda getar yang dilekatkan pada tubuh mereka.

"Orang-orang yang mengalami ketidakstabilan elektrik akibat kemarahan tinggi 10 kali kemungkinan besar dibanding lainnya yang mengalami gangguan arrhytmia," tambah dokter tersebut.

Riset menunjukkan kemarahan bisa memicu kematian, setidaknya untuk orang-orang yang cenderung suka marah-marah sehingga menimbulkan gangguan listrik pada jantung.

Kemarahan dan stres juga bisa mempengaruhi orang jantungnya normal tapi caranya berbeda dibanding mereka yang memiliki ketidaknormalan pada salah satu organ tubuh vital tersebut. Kematian akibat jantung secara tiba-tiba mencapai lebih dari 400.000 setiap tahun di AS. [reuters/htb/www.hidayatullah.com]

Ilustrasi by sgchipman

Orang yang beragama lebih tenag hadapi stres

Hidayatullah.com—Otak orang-orang yang relijius terbukti lebih tenang bila menghadapi situasi yang tidak pasti dan memiliki tingkat stres yang lebih rendah saat mengalami kesalahan ketimbang orang-orang yang tidak mempercayai agama. Ini kesimpulan sebuah studi di Kanada yang mempelajari hubungan antara penganut agama dan aktivitas otak.



"Orang-orang relijius atau mereka yang percaya pada Tuhan terbukti memiliki tingkat stres atau kecemasan yang lebih rendah setelah melakukan kesalahan," ujar Michael Inzlicht, profesor psikologi University of Toronto.

Studi ini melibatkan kelompok kecil orang-orang yang percaya pada Tuhan dan tidak percaya dari berbagai latar belakang agama, termasuk umat Islam, Kristen, Hindu, dan Budha.

Para peserta diminta untuk mengisi kuesioner agama tentang keyakinan mereka terhadap Tuhan dan tingkat keimanan mereka. Lalu, mereka diminta untuk mengerjakan tugas Stroop, sebuah tes psikologi yang mengukur waktu reaksi selama menjalankan berbagai tugas seperti mengenali warna dengan cepat.

Pada tubuh setiap responden dipasang elektroda yang mengukur aktivitas di wilayah otak yang disebut anterior cingulate cortex (ACC). ACC berfungsi untuk mengendalikan emosi dan membantu orang untuk memodifikasi perilaku saat mengalami sebuah kejadian yang memicu kecemasan seperti saat melakukan kesalahan.

"Bagian ini akan terganggu saat Anda melakukan kesalahan atau dihadapkan pada situasi dimana Anda tidak tahu apa yang harus dilakukan," jelas Inzlicht.

Penelitian menunjukkan aktivitas ACC pada orang yang relijius lebih rendah bila dibandingkan pada mereka yang tidak percaya pada Tuhan. Ini menunjukkan bahwa mereka tidak terlalu cemas saat melakukan kesalahan selama tes.

Semakin kuat tingkat keimanan dan keyakinan pada Tuhan, semakin rendah aktivitas ACC sebagai respons atas kesalahan yang mereka lakukan sendiri.

Ini menunjukkan adanya korelasi antara keyakinan agama dan aktivitas otak. Namun begitu, para ahli masih belum mengetahui alasan yang tepat. Sekalipun peneliti menduga bahwa orang-orang yang relijius memiliki tujuan yang lebih besar ketimbang diri mereka sendiri khususnya kehidupan setelah kematian. [iol/www.hidayatullah.com]

Mendengkur bukan hiasan tidur

Hidayatullah.com--Kebanyakan orang menyangkal bahwa mereka mendengkur ketika tidur. Kalaupun mendengkur, mereka merasa tidak terganggu. Namun, dalam beberapa kasus mendengkur dapat menyebabkan masalah kesehatan.



Suara dengkuran ditimbulkan oleh hidung dan tenggorokan, terutama bagian yang lunak, yang bergetar ketika kita menghidup maupun mengeluarkan udara. Di malam hari, otot-otot yang berada di sekitar saluran nafas menjadi lebih kendur sehingga saluran udara menjadi lebih sempit dan lebih mudah bergetar yang menyebabkan munculnya suara dengkuran.

Beberapa faktor yang bisa memperparah dengkuran yaitu:

· Alkohol atau obat tidur, keduanya menjadikan otot lebih kendur.

· Kelebihan berat badan, yang menyebabkan tekanan pada saluran pernafasan.

· Demam, flu, alergi, polip di hidung, hidung yang patah / rusak, sehingga harus bernafas melalui mulut.

· Merokok, perokok beresiko dua kali lebih besar daripada bukan perokok sebab saluran nafas mereka sering terbakar dan tertutup.

· Tidur dengan posisi terlentang.

Dengkuran yang keras bisa menggangu pasangan, teman dan orang-orang di sekitar Anda. Mereka mungkin akan menjauhi, dan menghindari Anda.

Anda mungkin juga menderita obstructive sleep apnoea, di mana otot yang kendur menutup saluran nafas ratusan kali dalam semalam di saat tidur. Sehingga Anda tidak bisa bernafas dan pasokan oksigen dalam tubuh terhalang.

Dalam jangka pendek hal ini menyebabkan seseorang mudah lelah di siang hari, gampang marah dan resah. Hal itu dapat memperbesar resiko kecelakaan ketika Anda mengendarai kendaraan bermotor.

Dalam jangka panjang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, serangan jantung dan stroke.

Bagaimana Pengobatannya?

Beberapa hal yang dapat mengurangi masalah dengkuran Anda:

· Hindari mengkonsumsi alkohol

· Pertahankan berat badan ideal Anda

· Ketika tidur, posisikan kepala lebih tinggi dari tempat tidur

· Tidur dengan posisi miring

· Usahakan hidung Anda selalu bersih. Gunakan obat-obatan yang direkomendasikan dokter jika Anda mengidap suatu penyakit.

Bagi penderita yang sudah parah, operasi mungkin diperlukan, misal untuk menghilangkan polip, mengencangkan otot pernapasan yang kendur, meluruskan hidung yang bengkok dan lainnya. [bbc/zeal/www.hidayatullah.com]
Terbaru Pada Kategori IniOrang Beragama Lebih Tenang Hadapi Stres
Anak Didikan Ibu Lebih Cerdas
Mendengkur Bukan "Hiasan" Tidur
Hidup Sehat Penting Cegah Kanker
Penelitian: Marah Lebih Memperpendek Usia
Riset: Fast Food Dekat Sekolah Akibatkan Anak Kegemukan
Muncul Telur Palsu di Xiamen
Merajut dapat Memperlambat Kepikunan
Printer Bahayakan Jantung
Penelitian: Uang Bukan Faktor Yang Bisa Bikin Bahagia
Yang Berkaitan
Copyright © 2009 hidayatullah.com-Nyatakan Tiada Ilah Selain Allah Pasti Menang!. All Rights Reserved.

Mendengkur bukan hiasan tidur

Hidayatullah.com--Kebanyakan orang menyangkal bahwa mereka mendengkur ketika tidur. Kalaupun mendengkur, mereka merasa tidak terganggu. Namun, dalam beberapa kasus mendengkur dapat menyebabkan masalah kesehatan.



Suara dengkuran ditimbulkan oleh hidung dan tenggorokan, terutama bagian yang lunak, yang bergetar ketika kita menghidup maupun mengeluarkan udara. Di malam hari, otot-otot yang berada di sekitar saluran nafas menjadi lebih kendur sehingga saluran udara menjadi lebih sempit dan lebih mudah bergetar yang menyebabkan munculnya suara dengkuran.

Beberapa faktor yang bisa memperparah dengkuran yaitu:

· Alkohol atau obat tidur, keduanya menjadikan otot lebih kendur.

· Kelebihan berat badan, yang menyebabkan tekanan pada saluran pernafasan.

· Demam, flu, alergi, polip di hidung, hidung yang patah / rusak, sehingga harus bernafas melalui mulut.

· Merokok, perokok beresiko dua kali lebih besar daripada bukan perokok sebab saluran nafas mereka sering terbakar dan tertutup.

· Tidur dengan posisi terlentang.

Dengkuran yang keras bisa menggangu pasangan, teman dan orang-orang di sekitar Anda. Mereka mungkin akan menjauhi, dan menghindari Anda.

Anda mungkin juga menderita obstructive sleep apnoea, di mana otot yang kendur menutup saluran nafas ratusan kali dalam semalam di saat tidur. Sehingga Anda tidak bisa bernafas dan pasokan oksigen dalam tubuh terhalang.

Dalam jangka pendek hal ini menyebabkan seseorang mudah lelah di siang hari, gampang marah dan resah. Hal itu dapat memperbesar resiko kecelakaan ketika Anda mengendarai kendaraan bermotor.

Dalam jangka panjang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, serangan jantung dan stroke.

Bagaimana Pengobatannya?

Beberapa hal yang dapat mengurangi masalah dengkuran Anda:

· Hindari mengkonsumsi alkohol

· Pertahankan berat badan ideal Anda

· Ketika tidur, posisikan kepala lebih tinggi dari tempat tidur

· Tidur dengan posisi miring

· Usahakan hidung Anda selalu bersih. Gunakan obat-obatan yang direkomendasikan dokter jika Anda mengidap suatu penyakit.

Bagi penderita yang sudah parah, operasi mungkin diperlukan, misal untuk menghilangkan polip, mengencangkan otot pernapasan yang kendur, meluruskan hidung yang bengkok dan lainnya. [bbc/zeal/www.hidayatullah.com]
Terbaru Pada Kategori IniOrang Beragama Lebih Tenang Hadapi Stres
Anak Didikan Ibu Lebih Cerdas
Mendengkur Bukan "Hiasan" Tidur
Hidup Sehat Penting Cegah Kanker
Penelitian: Marah Lebih Memperpendek Usia
Riset: Fast Food Dekat Sekolah Akibatkan Anak Kegemukan
Muncul Telur Palsu di Xiamen
Merajut dapat Memperlambat Kepikunan
Printer Bahayakan Jantung
Penelitian: Uang Bukan Faktor Yang Bisa Bikin Bahagia
Yang Berkaitan
Copyright © 2009 hidayatullah.com-Nyatakan Tiada Ilah Selain Allah Pasti Menang!. All Rights Reserved.

Komentarbaru

Pengikut